Welcome.
Responsive.
Flexible.
Customize.

Sunday, August 13, 2017

Teruntuk sebuah nama

Annisa elcentia


Sebuah hari, yang dingin, hujan turun di tengah-tengah kota
Aku mengamati pemandangan di sekitarnya
Tak ada yang berubah
Hanya saja, beberapa waktu terpaksa berlalu,

Perjalanan ini hanya menghidupi kesedihan
Kita pernah mencoba tak berjumpa, mengetahui sejauh mana kita dapat bertahan hanya dengan mengingat nama
Namun, kita tak sadar bahwa sebuah nama dapat melukiskan kepedihan

Ada banyak hujan di langit mataku, namun tertahan menyadari bahwa semua adalah takdir yang telah digariskan
Pada setiap hujan, kita pasti mencari reda
Meski terkadang, reda hanyalah jeda sebelum hujan turun bersama gemuruh lagi

Aku menoleh sesaat dan wajahmu tak lagi kuperoleh

Semua kesalahan berusaha untuk dimaafkan
Ribuan jejak berusaha 'tuk ditinggalkan

Pada akhirnya, takdir telah membawa kita dalam jalan-Nya
Aku yang pergi, berusaha untuk tidak kembali berjalan mundur

Semoga kelak kita kan berdamai dengan semua yang sudah tertulis di lauh mahfuznya...





Hari ini tepat setahun berlalu.
Selamat berjuang, di kotamu, jogja.

-Penikmat Alur

Friday, March 17, 2017

Selamat ulang tahun

Annisa elcentia


Diantara malam dan gelap
Hujan mengalir tanpa jeda
Gemuruh langit mengisyaratkan bahwa ia tak akan mereda

Sedangkan disana, ada perempuan yang sibuk merangkai kata
Menulis dengan pena lalu menghapusnya, terus-menerus seperti itu
Entah apa yang sedang ia tuliskan

Dia terlihat begitu cemas
Ada kata yang tak mampu ia lukiskan
Sesekali ia menyeka gerimis yang perlahan turun dari bola matanya

'' Malam ini hujan kembali turun
Menjelma detak yang sulit terungkap
Kau mungkin tak pernah tau bahwa hari ini adalah hari yang ku tunggu

Walau doa mengalir setiap waktu, tapi bagiku hari ini adalah istimewa 
Ini adalah hari kelahiranmu

Aku bisa menikmati hilir angin bersama waktu untuk kembali mengingatmu
Meski gagap aku di dekap perasaan untuk kembali menyapamu

Malam ini tak ada lagi kejutan seperti biasanya
Aku yang rindu hanya terpaku di depan lampu yang perlahan padam
Menyaksikan dirimu yang sedang terlelap di ujung sana

Jam berdenting menandakan hari tengah malam
Kini tiba saatnya
Hari dimana berkurangnya satu tahun umurmu di dunia
Semoga Allah selalu menjagamu dan menjaga imanmu

Biarlah kau terlelap malam ini
Sebab aku tak  tahu bagaimana caranya untuk memberikan tulisan ini kepadamu

Maafkan aku jika doaku  mengusik tidurmu
Aku hanya ingin menggemakan doa di langit untukmu malam ini

Biarkan saja aku tiba di sekitarmu meski tanpa suara, 
Karena setelah ini ku pastikan tak akan ada lagi bayanganku disana
Sebab pada akhirnya aku akan menjelma menjadi jarak yang tak berujung
Meninggalkan pilu yang seharusnya tak ku usung

Semoga saja, aku tak perlu mengingatmu lebih lama lagi ''

Perempuan itu kembali menyeka air matanya

Sungguh ia takut, 
Ketakutannya bukan pada hujan
Ataupun awan pekat di luar sana
Ia hanya takut pada kenangan yang menyisakan mendung yang berkepanjangan

Kini, hujan tak kunjung reda
Dinginnya kian menusuk jiwa
Dan perempuan itu masih terpaku bersama keheningan malam

''Selamat hari kelahiran, Tuan. Mendewasalah dengan caramu, semoga kelak kau temukan jalan untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Dan tentang aku, biarkanlah saja seperti ini.Sebab aku, telah menemukan jalan untuk kembali kepada-Nya''



Maret, 17
Tertanda,
Penikmat alur. 



Tuesday, December 27, 2016

Aku pergi,tuan

Annisa elcentia


Aku pergi,tuan
dengan segenap rasa yg aku punya
bukan untuk menyerah,
tapi untuk berdamai dengan diriku sendiri

Aku pergi,tuan
dengan memeluk erat segala kerinduan yg ada
aku pergi dengan segala do'a untukmu
bukan lagi sebagai pengganggu taatmu

Dan satu yg paling utama..
aku pergi bukan karna luka,
aku pergi bukan karna kecewa,
sungguh bukan karena itu, tuan...
jauh dari lubuk hati, jauh dari sebelum saat ini..
kegelisahan ini selalu hadir
karena selama ini aku mungkin lebih banyak mengingatmu daripada mengingat Nya..

Aku tau ini berat,
sehingga aku harus mengumpulkan puing-puing keberanian untuk meninggalkanmu
tapi walaupun berat, walaupun keberanian belum penuh..
aku harus memutuskan untuk pergi.
pergi sebelum terlambat..

Sekali lagi aku pergi..
meski aku tau kamu tak pernah perduli..
bahwa aku tetap tinggal atau pergi..

satu do'a ku titipkan..
semoga Ia selalu menjagamu..
menjaga taatmu..
Aamiin


.
.
https://www.instagram.com/p/BOcGJTph-Zi/


Semoga kelak kau akan mengerti

Coprights @ 2016, Blogger Template Designed By Templateism | Templatelib